Kisah Nyata! Tangan Pemandi Mayat Lengket di Kemaluan Jenazah Wanita Penghibur
Ada sebuah kisah menarik yang nyata terjadi di zaman Imam Malik. Diceritakan, ada seorang wanita yang sangat buruk akhlaknya. Dia selalu tidur bersama lelaki dan tidak pernah menolak ajakan lelaki.
Hingga suatu saat, tibalah ia pada hari kematiannya. Ketika jenazahnya dimandikan oleh seorang wanita pemandi mayat, tiba-tiba tangan si pemandi mayat itu terlekat pada kemaluan jenazah wanita itu dan tidak mau terlepas.
Semua penduduk dan ulama gempar dengan kejadian tersebut. Bagaimana tidak, tangan si pemandi jenazah menempel hingga semua orang yang hadir di sana kehabisan akal untuk melepaskan tangan wanita itu dari jenazah.
Hanya ada dua kemungkinan untuk menyelesaikan masalah itu. Pertama, memotong tangan wanita pemandi jenazah tersebut. Kedua, kubur wanita si pemandi mayat berikut jenazah itu sekaligus ke dalam tanah.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk meminta pendapat dari Imam Malik. Imam Malik bukan orang yang mudah memberikan fatwa. Pernah suatu ketika, Imam Malik mendapat 40 pertanyaan, tetapi yang dijawab hanyalah 5.
Ini menunjukkan betapa berhati-hatinya dan betapa sensitifnya beliau dalam menjawab masalah agama.
Kemudian, Imam Malik bertanya kepada si wanita pemandi jenazah, adakah ia berkata apa-apa kepada jenazah tersebut sewaktu memandikannya.
Wanita pemandi jenazah itu pun berkata bahwa dia pernah mencela jenazah itu sewaktu membersihkan tubuhnya dengan berkata, " Ya Allah, berapa kali tubuh ini telah melakukan zina" .
Imam Malik pun berkata pada si pemandi jenazah, " Kamu telah menjatuhkan Qadzaf (tuduhan zina) pada wanita itu, sedangkan kamu tidak mendatangkan 4 orang saksi. Maka kamu harus dijatuhkan hukuman hudud 80 kali karena tidak bisa mendatangkan saksi" .
Setelah wanita pemandi jenazah itu dikenakan hukuman 80 cambukan, baru terlepaslah tangannya dari jenazah tersebut.
Sungguh mulia pekerjaan yang dijalani wanita berusia 70 tahun ini. Puluhan tahun Hj Siti Hawa Gofar menjadi pemandi jenazah.
Siti yang berasal dari Lampung, melakoni pekerjaan itu selama 30 tahun. Profesi itu tidaklah asing baginya. Sebab, almarhumah sang ibu dulu juga berprofesi serupa.
Dari situ, Siti mulai ikut bersama ibunya dan belajar memandikan jenazah. Sekarang, ia bergabung dengan paguyuban pemandi jenazah di Masjid Baiturahman.
Diakui Siti, untuk memandikan jenazah hingga benar-benar bersih, perlu waktu agak lama. Mulai dari ujung rambut, sampai ujung kuku, bisa memakan waktu satu hingga 1,5 jam.
Terpenting pula, jenazah yang dimandikan harus sejenis, yakni perempuan.
Ia mengaku ada pengalaman yang berkesan selama mengurus jenazah.
Kala itu, ada jenazah yang mengeluarkan air mata saat dimandikan Siti. Ia langsung usap matanya dan membisikkan ayat suci Alqurana agar si jenazah dapat ikhlas dengan kepergiannya.
Biasanya, sebelum mendapat job memandikan jenazah, Siti sering mendapatkan firasat. Misalnya bermimpi pada malam hari, didatangi oleh jenazah yang bersangkutan. “ Paginya, yang bersangkutan meninggal dunia,” tuturnya.
Kini, Siti sudah tidak terlalu aktif lagi menjadi pekerjaan itu. Dia bersyukur, sudah mulai banyak generasi penerusnya yang muncul.
Sebuah kejadian yang tak biasa terjadi dalam proses pemakaman seorang wanita yang berasal dari daerah di Malaysia. Jenazah sangat sulit saat hendak dimasukkan ke dalam liang lahat.
Kisahnya berawal saat sejumlah warga mengantarkan jenazah yang telah dimasukkan ke dalam keranda.
Meski telah diangkat oleh enam orang pria dewasa. Dengan formasi dua di depan dua di tengah dan dua di belakang. Tapi keranda itu masih terasa sangat berat.
Sehingga ditambah dua orang pria untuk membantu menangkat keranda. Akhirnya keranda itu pun bisa dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Setelah jenazah sampai di TPU terjadi sedikit masalah saat hujan turun yang membuat tanah menjadi licin. Beberapa warga sempat tergelincir.
Sepanjang proses pemakaman, kuburan dipenuhi isak tangis keluarga dan sanak saudara.
Sebuah kejadian yang tak biasa terjadi dalam proses pemakaman seorang wanita yang berasal dari daerah di Malaysia. Jenazah sangat sulit saat hendak dimasukkan ke dalam liang lahat.
Kisahnya berawal saat sejumlah warga mengantarkan jenazah yang telah dimasukkan ke dalam keranda.
Meski telah diangkat oleh enam orang pria dewasa. Dengan formasi dua di depan dua di tengah dan dua di belakang. Tapi keranda itu masih terasa sangat berat.
Sehingga ditambah dua orang pria untuk membantu menangkat keranda. Akhirnya keranda itu pun bisa dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Setelah jenazah sampai di TPU terjadi sedikit masalah saat hujan turun yang membuat tanah menjadi licin. Beberapa warga sempat tergelincir.
Sepanjang proses pemakaman, kuburan dipenuhi isak tangis keluarga dan sanak saudara.
Sebuah kejadian yang tak biasa terjadi dalam proses pemakaman seorang wanita yang berasal dari daerah di Malaysia. Jenazah sangat sulit saat hendak dimasukkan ke dalam liang lahat.
Kisahnya berawal saat sejumlah warga mengantarkan jenazah yang telah dimasukkan ke dalam keranda.
Meski telah diangkat oleh enam orang pria dewasa. Dengan formasi dua di depan dua di tengah dan dua di belakang. Tapi keranda itu masih terasa sangat berat.
Sehingga ditambah dua orang pria untuk membantu menangkat keranda. Akhirnya keranda itu pun bisa dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).
Setelah jenazah sampai di TPU terjadi sedikit masalah saat hujan turun yang membuat tanah menjadi licin. Beberapa warga sempat tergelincir.
Sepanjang proses pemakaman, kuburan dipenuhi isak tangis keluarga dan sanak saudara.
Si penggali kuburan yang sudah melakukan pekerjaan itu selama 20 tahun. Dia sudah sangat berpengalaman dalam menentukan lokasi dan ukuran jenazah yang akan dimasukkan dalam liang lahat.
" Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!" kata-kata itu keluar dari mulut hampir semua yang hadir dalam pemakaman tersebut setelah satu kejadian aneh terjadi.
Jenazah wanita sudah 3 kali dimasukkan dalam liang lahat namun tidak muat, padahal si penggali kubur sudah melebarkan dua kali dari ukuran asli.
Setelah gagal dalam hal itu seorang ustaz menyuruh anggota keluarga untuk azan di pengebumian itu. Dan barulah jenazah bisa dimakamkan.
Sejumlah laporan menyebut kejadian itu benar terjadi di sebuah desa di Negeri Jiran pada 2010.
Menurut tetangga almarhumah adalah wanita yang suka mengumpat serta memfitnah tanpa bukti. Almarhumah juga tidak pernah menutup auratnya selama hidup. Dia suka memakai pakaian seksi menampilkan bentuk tubuhnya.
Terlepas dari cerita ini tentu dapat dipetik pelajaran bagi kita agar kita tak menjadi umat seperti ini. Wallahu a'lam (Dan Allah Lebih Tahu atau Maha Tahu)